• Ballonné

    Buncit  adalah salah satu sebutan untuk orang yang memiliki perut lebih langsing ke depan. Biasanya, panggilan ini ditujukan kepada orang yang memiliki perut besar, gemuk, biasanya hamil.

    Penyebabnya

    Perut yang condong ke depan sehubungan dengan dada biasanya dapat timbul karena beberapa faktor. Pertama, dimulai dengan perubahan yang terjadi pada hormon seseorang, hingga kebiasaan yang biasanya bisa jadi kenyataan atau tidak. Tidak hanya itu, ternyata penumpukan lemak di perut juga bisa memicu penyakit berbahaya. Seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker di masa depan, ini tidak boleh diremehkan.

    Hormon dan usia

    Tubuh wanita atau pria memiliki tempat berbeda untuk menyimpan lemak. Seorang pria memiliki jaringan adiposa atau jaringan yang menahan lemak, akan menumpuk dari perut dan pinggang. Sementara wanita akan berada di pinggul dan paha mereka, seiring bertambahnya usia, seorang pria akan lebih cenderung memiliki perut buncit. Selama usia pria di atas 40, testosteron akan berkurang, yang menyebabkan kelebihan kalori dalam tubuh menjadi lemak visceral.

    Lemak di perut sangat identik dengan lemak visceral. Lemak ini adalah kumpulan molekul yang tidak dihancurkan oleh air yang ditemukan di rongga perut seseorang. Lemak visceral berfungsi untuk membungkus organ-organ internal tubuh seperti hati dan limpa. Faktanya, sangat sulit untuk melihat jumlah lemak di perut seseorang. Namun, perut dimiringkan ke depan relatif ke dada atau buncit dan pinggang besar bisa menjadi tanda lemak berlebih di perut.

    Lemak di paha identik dengan sebutan lemak subkutan. Lemak ini biasanya disimpan di bawah kulit, terutama di paha. Lemak paha ini mudah dan bisa dipegang seperti dijepit atau dikencangkan dengan tangan. Berbeda dengan lemak perut di dalam, jumlah lemak paha sebenarnya cukup untuk menghangatkan tubuh. Namun, jika terlalu banyak juga bisa berakibat fatal.

    Stres

    Banyak pikiran atau stres yang biasa disebut juga dapat menyebabkan perut buncit. Faktor-faktor yang disebabkan oleh stres berat memiliki efek besar pada kenaikan berat badan. Kurangnya gerakan seperti berolahraga pada seseorang karena stres juga bisa membuat banyak lemak di perut. Pada dasarnya, hampir semua orang yang menderita stres, nafsu makan meningkat pesat. Makanan manis dan tinggi lemak adalah alternatif bagi seseorang ketika mereka sedang stres.

    Terlepas dari hormon kortisol atau stres ini, akan meningkatkan jumlah lemak dalam tubuh dan memiliki tugas memperbesar ukuran sel-sel lemak. Karena hasil tingginya kadar hormon costrol dalam tubuh seseorang sangat sering dikaitkan dengan peningkatan lemak di perut sehingga buncit.

    Malas berolahraga

    Masalah utama membuat perut lebih buncit karena tidak berolahraga. Jika Anda jarang melakukan aktivitas gerakan fisik, hanya makan dan berbaring setiap hari dapat membuat perut Anda lebih buncit. Karena lemak dalam makanan di perut Anda tidak terbakar tanpa melakukan aktivitas dan dapat menyebabkan lemak di bagian perut mengubur dan menggelembung.

    Lemak visceral sangat sensitif terhadap diet dan teknik olahraga. Berolahraga dengan intensitas sedang, seperti jalan cepat, aerobik, zumba, joging, dan lari. Berolahraga pada otot juga sangat diperlukan untuk menghilangkan pembengkakan atau massa otot yang telah sembuh karena efek penuaan. Selain itu fungsi latihan selanjutnya adalah menstabilkan gula darah, tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol.

    Alkohol

    Perut buncit biasanya juga dipicu oleh minuman beralkohol, banyak orang menyebutnya buncit dengan perut bir (beer belly). Selama konsumsi alkohol berlebihan, aktivitas otak yang terkait dengan neuron umumnya meningkat. Biasanya ini menyebabkan rasa lapar, yang membuat kabut cenderung ingin makan, yang juga bisa menyebabkan perut buncit. Selain mengonsumsi alkohol berlebih, dapat meningkatkan asupan glukosa yang tidak dibutuhkan tubuh, sehingga akan memberikan banyak lemak di perut.

    Risiko kesehatan

    Perut yang buncit dapat menyelamatkan banyak masalah kesehatan dalam tubuh. Risiko penyakit degeneratif juga akan meningkat seiring meningkatnya lemak di perut (kembung). Beberapa jenis masalah kesehatan itu akan disebabkan oleh penumpukan lemak yang berlebihan di daerah perut.

    Kolesterol tinggi: lemak dalam perut akan terkait erat dengan tingkat lemak dalam darah tubuh. Terutama kolesterol, ini bisa terjadi karena lambung yang terletak di dekat pembuluh darah dapat terhubung ke usus dan hati.

    Tekanan darah tinggi: sel-sel lemak di lambung menghasilkan sejenis protein, yang berpotensi memblokir pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

    Diabetes: perut buncit cenderung memiliki faktor risiko diabetes mellitus tipe 2. Lemak di perut biasanya dapat mengeluarkan senyawa protein yang disebut RBP4 (retinol-binder 4).

    Penyakit jantung: perut buncit mengandung lemak yang terdiri dari sitokin. Sitokin adalah senyawa yang berperan dalam penyakit jantung dan penyakit yang berhubungan dengan peradangan.

    Demensia: Penelitian menunjukkan bahwa seseorang dengan perut buncit biasanya menderita demensia (pikun). Ada perubahan volume abnormal dalam hippocampus dan resistensi insulin dalam tubuh yang memiliki kadar lemak lambung yang tinggi dan menderita diabetes.

    Nb:  KesehatanManusiaPeradanganOrgan tubuhPerutbuncit


    1 commentaire



    Suivre le flux RSS des articles
    Suivre le flux RSS des commentaires